Menetaskan
telur ayam tanpa induknya bukan pekerjaan yang mudah, tapi kalau anda ingin melakukannya, begini cara melakukannya.
Begitu induk ayam bertelur, mereka langsung bekerja berdasarkan instingnya untuk mengurus telur tersebut. Induk ayam akan mengerami telur-telur tersebut sepanjang hari dan jarang sekali meninggalkan sarang kecuali untuk beberapa saat saja. Masa-masa menjadi ibu adalah tanggung jawab besar bagi induk ayam muda, bila induk ayam itu ceroboh sedikit saja, telur-telur tersebut tidak akan menetas, atau bahkan yang lebih parah, anak ayam yang ditetaskan akan menjadi cacat.
Namun, ayam-ayam pada masa sekarang cenderung tidak efektif. Entah ini akibat faktor genetis atau faktor kebiasaan, tetapi ayam-ayam ini mudah sekali mengabaikan telur-telur mereka, mereka menjadi lebih sering keluar dari sarangnya, dan banyak faktor lain yang menunjukan bahwa para induk ayam melalaikan telur-telur mereka. Oleh karena itu, para peternak ayam jaman sekarang tidak lagi mempercayakan telur-telur ayam untuk ditetaskan oleh induk mereka. Para peternak dan pehobi ayam lebih memilih untuk menetaskan telur tanpa induk. Sebenarnya, anda b
i sa saja membeli anak ayam yang baru lahir, tanpa melalui proses yang merepotkan untuk menetaskan telur ayam. Tetapi tentu lebih seru kalau kita bisa menetaskan telur ayam sendiri ya.
Langkah 1: Menyiapkan inkubator
Berdasarkan banyaknya telur dan seberapa canggihnya,
inkubator tersedia dalam berbagai harga dan rupa. Mulai dari yang murah untuk peternak kecil-kecilan atau sekedar untuk hobi, sampai dengan yang berharga jutaan rupiah untuk skala industri. Jenis yang terakhir ini tentunya sangat canggih, yang perlu kita lakukan hanya memasukkan telur-telur ke dalam inkubator, tutup pintunya, dan 3 minggu kemudian telur-telur tersebut akan menetas tanpa kita perlu banyak usaha. Tentunya aja juga yang versi murah, yaitu versi bikin sendiri. Versi ini pastinya tidak secanggih yang untuk industri, bahkan bisa dikatakan versi ini seperti kita mengerami telur-telur tersebut sendiri..
Meskipun terdapat berbagai jenis inkubator, seluruh inkubator harus memenuhi beberapa syarat mendasar agar dapat menetaskan telur dengan baik:
Temperatur: Telur-telur perlu disimpan pada suhu yang stabil di 37,5 derajat celcius. Perbedaan suhu yang sedikit saja selama beberapa jam dapat menghancurkan emrbio dalam telur.
Kelembaban: Tingkat kelembaban yang perlu dijaga adalah pada 40 sampai 50 persen untuk 18 hari pertama, kemudian 65 sampai 75 persen pada sisa harinya.
Ventilasi: Cangkang telur memliki pori-pori untuk sirkulasi udara, agar oksigen dapat masuk, dan karbondioksida dapat kelaur. Tentunya inkubator perlu memiliki sistem ventilasi yang cukup agar udara segar dapat terus mengalir ke telur-telur yang didalamnya terdapat embrio yang membutuhkan udara untuk bernafas.
Homemade inkubator biasanya terdiri dari semacam kotak terisolasi (umumnya berupa cooler styrofoam), pemanas yang dapat diatur atau lampu dengan dimmer sebagai sumber panas, dan semangkuk air dengan sponge didalamnya untuk mengatur kelembaban. Inkubator yang dijual untuk umum dengan harga yang murah biasanya juga tidak jauh berbeda dengan versi homemade, tetapi tentunya dengan semakin mahal harga inkubator, proses otomasi pada temperatur dan kelembaban yang ditawarkan oleh inkubator akan semakin bagus.
Termometer dan higrometer (alat pengukur kelembaban) yang berkualitas tinggi, adalah peralatan yang paling penting dari sebuah inkubator. Model yang lebih murah biasanya tidak begitu akurat. Jika inkubator anda tidak memiliki dua peralatan ini, ada baiknya menggunakan peralatan combo termometer/higrometer dengan display, sehingga anda dapat memantau tingkat kelembaban dan suhu di dalam inkubator tanpa perlu membuka inkubator yang beresiko mengubah lingkungan di dalam inkubator.
Salah satu fitur penting lainnya yang dapat menghemat waktu adalah alat untuk memutar telur secara otomatis. Pada proses pengeraman telur oleh induknya, induk ayam juga secara terus menerus mengubah posisi telur. Hal ini untuk menjaga ekosistem di dalam telur ayam tetap stabil. Inkubator yang high-end memiliki fitur penting ini. Tetapi, tentu saja tersedia pemutar telur otomatis yang dapat digunakan di dalam inkubator homemade. Atau apabila anda tidak dapat menemukan alat ini, telur dapat diputar secara manual berdasarkan langkah-langkah di bagian bawah artikel ini.
Inkubator harus ditempatkan di lokasi yang paling sedikit mengalami perubahan suhu dan kelembaban sepanjang hari, misalnya di ruangan bawah tanah.
Langkah 2: Menemukan telur yang fertil
Bila anda sudah memiliki sekumpulan ayam termasuk pejantan di dalamnya, maka mayoritas telur yang ditetaskan oleh induk ayam adalah telur yang fertil. Kumpulkan telur-telur tersebut secepatnya setelah ditelurkan oleh induknya dan segera pindahkan ke inkubator. Bila anda tidak memiliki ayam, anda dapat mencari telur ayam melalui teman atau peternak ayam. Forum-forum internet juga bisa jadi salah satu alternatif untuk mencari peternak ayam terdekat.
Semakin dekat sumber telurnya dengan rumah atau tempat inkubator akan semakin baik, karena fluktuasi temperatur dan kelembaban yang dialami telur pada saat dipindahkan akan semakin sedikit. Rata-rata telur yang ditetaskan langsung oleh induknya berkisar antara 75-90 persen. Apabila tanpa menggunakan induknya, tentunya kita tidak bisa menjamin seberapa banyak telur akan menetas.
Ketika memilih telur untuk ditetaskan di inkubator, pilihlah telur yang bersih, bentuknya bagus, dan ukurannya cukup. Yang perlu diingat, jangan sekali-kali membersihkan telur, karena ini dapat menghilangkan lapisan alami pada telur yang diperlukan vital bagi perkembangan embrio ayam di dalam telur. Cuci tangan sebelum memegang telur dan berhati-hati dalam memegangnya, karena embrio sangat sensitif dan mudah rusak akibat pergerakan telur yang tiba-tiba.
Idealnya, telur dipindahkan dari induk ayam langsung ke inkubator, tetapi apabila diperlukan, telur dapat disimpan terlebih dahulu di wadah karton. Dengan tetap menjaga temperatur pada suhu 10-15 derajat celcius dan kelembaban 75 persen, perkembangan embrio telur dapat diperlambat sampai dengan 10 hari tanpa mengorbankan kualitas embrio. Hanya saja, telur harus disimpan pada posisi bagian yang besar berada di atas (berbeda dengan kita biasa menyimpan telur di dalam kulkas, yang bagian besarnya berada di bawah), hal ini dilakukan untuk menjaga embrio agar tetap hidup.
Langkah 3: Masa inkubasi
Dibutuhkan rata-rata waktu 21 hari bagi telur untuk menetas begitu proses inkubasi dimulai. Sebelum menempatkan telur, nyalakan sumber panas dan ukur suhu dan kelembaban selama 24 jam terlebih dahulu, buat pengaturan sesering mungkin untuk mendapatkan lingkungan yang optimal bagi telur. Bila kelembaban terlalu tinggi atau terlalu rendah, variasikan spons untuk mengaturnya. Naik turunkan temperatur sumber panas sekecil mungkin sampai termometer menunjukkan angka 37,5 derajat celcius.
Apabila inkubator sudah bekerja secara benar (dengan memantaunya selama 24 jam penuh), yang perlu kita lakukan adalah menjaga lingkungan inkubator sampai telur-telur tersebut menetas. Tempatkan telur-telur di dalam inkubator, tutup pintu, dan periksa semua indikator suhu dan kelembaban untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Tambahkan air apabila perlu untuk menjaga tingkat kelembaban. Pada hari ke-18, tambahkan lagi air untuk meningkatkan kelembaban seperti pada langkah 1.
Berikut ini adalahlangkah-langkah yang diperlukan apabila inkubator anda tidak memiliki pemutar telur otomatis. Langkah-langkah ini meniru cara kerja induk ayam ketika memutar telur mereka.
Tandai ‘X’ pada satu sisi telur, dan ‘O’ pada sisi lainnya sebagai penanda sisi mana yang sudah diputar
Paling tidak tiga kali dalam sehari, secara perlahan, putar telur-telur tersebut. Semakin sering diputar semakin baik, tetapi pastikan bahwa jumlah putaran selalu ganjil agar telur tidak pernah berada dalam sisi yang sama dalam 2 malam berturut-turut. Para ahli juga menyarankan untuk mengubah arah putaran setiap kali, hal ini bertujuan untuk memvariasikan posisi embrio sebanyak mungkin.
Terus putar arah telur sampai hari ke-18, setelah itu tinggalkan telur-telur tersebut pada posisi terakhir sampai mereka menetas.
Langkah 4: Penetasan
Pada hari-hari terakhir sebelum menetas, kita dapat melihat telur bergerak sendiri akibat pergerakan dari fetus yang menjadi aktif. Anak ayam pada akhirnya akan mematuk lubang kecil pada telur sebagai lubang nafas. Anak ayam akan beristirahat selama 6 sampai 12 jam sambil paru-paru mereka beradaptasi dengan lingkungan luar telur sebelum mereka mencoba kembali keluar dari keluar. Jangan sekali-kali bantu memecahkan telur, hal ini dapat dengan mudah mencederai anak ayam.
Begitu anak ayam keluar sepenuhnya dari telur, biarkan mereka mengering di dalam inkubator sebelum dipindahkan ke brooder, tempat mereka akan tinggal selama beberapa minggu pertama.
Video berikut ini menunjukkan salah satu contoh pemanfaatan alat penetas telur yang sudah berhasil:
VIDEO
Bagaimana? Sudah siap untuk membuat alat penetas telur sendiri? Menarik ya.